Artikel

Moderasi Keagamaan Modal Kuat Menuju Indonesia Emas

  • Di Publikasikan Pada: 23 Nov 2023
  • Oleh: Admin

Pascasarjana Universitas Muhammadiyah bersama WIKA Komunika dan Puslitbang dan Diklat Kementerian Agama Republik Indonesia mengadakan Workshop Moderasi Beragama, tema " Praktik Baik Moderasi Beragama tantangan dan harapan". 

Workshop ini dilaksankan pada hari Sabtu, 18 November 2023 di Aula KH. Mas Mansur Gedung Dakwah Muhammadiyah Jawa Timur. 


Peserta Workshop ini sekitar 200 orang dari berbagai kalangan, ada aktivis Muhammadiyah se-Surabaya, aktivis muda Muhammadiyah se- Surabaya, para aktivis Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) se- Surabaya, aktivis Mubaligh dan Majelis Tabligh Muhammadiyah Jawa Timur, aktivis perempuan Muhammadiyah Jawa Timur, dan aktivis Jaringan Nasional Marhaenis Muhammadiyah (JarMuD).


Adapun narasumber Workshop merupakan pakar di bidangnya,  Prof Dr. Tobroni, MAg ( Guru Besar Univ Muhammadiyah Malang), Pradana Boy ZTF, MA, Ph.D (Fellow Islam and Liberty Network & Cendekiawan Muda Muhammadiyah), Dr. Faozan Amar, MM ( Staf Menteri Sosial RI & Direktur Al Wasath Institut & Caleg DPR RI PDIP Dapil 1 Jawa Timur), Fazzat Azizah SH, MH (Aktivis Perempuan Muhammadiyah Jawa Timur) dan Moderator Dr Sholikhul Huda, M. Fil.I (Sendiri Pascasarjana UMSurabaya).


Workshop dimulai dengan Sambutan Direktur Pascasarjana UM Surabaya Prof. Dr. Abd. Hadi, MAg, mengatakan Moderasi Beragama merupakan solusi penting membangun keharmonisan dalam kehidupan beragama di Indonesia yang multi agama. Hal itu sebagai modal sosial yang sangat penting untuk menjaga kesatuan bangsa Indonesia. 


Kaynote Speaker oleh H. M Arfi Hatim, MAg (Kepala Pusat Litbang Dan Diklat Kemenag RI) mengatakan, praktik baik moderasi harus terus di sebarkan dan diimplementasikan dalam kehidupan keseharian masyarakat Indonesia yang majemuk melalui berbagai saluran sosial, budaya dan keagamaan. Hal itu sangat bagus untuk menumbuhkan kesadaran nasionalisme dan cinta tanah air Indonesia.


Adapun Prof. Dr. Tobroni mengatakan, adapun di lingkungan Muhammadiyah terutama di Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM/A) praksis moderasi terbangun sangat baik dan sudah membudaya di lingkungan sosial akademik. Salah satunya adalah praktek penerimaan mahasiswa Non-Muslim kuliah d PTM terutama d Universitas Muhammadiyah Kupang. Dimana 70% mahasiswa dari kalangan Kristen, sehingga memunculkan istilah baru Kristen Muhammadiyah (Krismuh).


Dilanjutkan oleh Pradana Boy ZTF, Ph.D, mengatakan moderasi di Muhammadiyah adalah sebagai ruh ideologi dan gerakan dakwah sosial keagamaan Muhammadiyah di masyarakat. Praktik baik moderasi terpotret sangat baik dilingkungan Muhammadiyah, seperti menolak segela ideologi dan aksi yang serba ekstrim (radikal) baik ekstrim kiri liberal-komunisme maupun ekstrim kanan radikal- fundamentalis, tapi Muhammadiyah memposisikan gerakanya pada gerakan Wasathiyah atau gerakan tengahan berkemajuan.


Fazzat Azizah aktivis perempuan Muhammadiyah mengatakan salah satu untuk mengimplementasikan moderasi dalam pergerakan perempuan Muhammadiyah adalah dengan membangun kolaborasi dengan kelompok lain yang berbeda, salah satunya membuat program EcoBhineka. Gerakan melestarikan lingkungan dengan mengandeng semua kelompok agama yang berbeda.


Dan terakhir disampaikan oleh Dr. Faozan Amar (Staf Menteri Sosial dan Caleg DPR RI PDI P Dapil 1 Jawa Timur (Surabaya-Sidoarjo), menurutnya moderasi beragama sebagai modal menuju Indonesia Emas 2046 yaitu negara Nusantara. Maju, berdaulat dan berkelanjutan. Salah satu Strateginya Deng implementasi praktek baik Moderasi di masyarakat dapat dilakukan melalu kegiatan sosial melalui program keserasian sosial. Diantara program keserasian sosial adalah kerja gotong royong membangun gorong-gorong, jalan desa dan lain-lainnya. 


Kegiatan workshop ditutup dengan pantun oleh Moderator Dr. Sholikh 

"Duduk sendiri terasa bosan

Lebih baik ada teman

Memaknai keberagaman

Dalam sebuah kebersamaan"


"Lampu taman warna warni

Hiasi taman dimalam hari

Moderasi agama itu kunci

Sebuah kerukunan dan toleransi"